Breaking

Sinar Mas Digital Day: AI sebagai Akselarator

Breaking News / Peristiwa / Slider / Top News / October 10, 2025

Infinite possibilities atau peluang tanpa batas yang menjadi slogan Sinar Mas Digital Day tahun ini terasakan di seluruh loka Hall Nusantara 1, ICE BSD, Tangerang Selatan.  Sinar Mas Board Member, Franky Oesman Widjaja dalam pengantaranya menyebut kegiatan ini sebagai ruang bagi pilar usaha Sinar Mas untuk belajar, berbagi dan berkoloborasi bersama para mitra di bidang teknologi. Termasuk menyelami akal imitasi atau artificial intelligence yang ia ibaratkan layaknya belajar mengemudikan mobil. “Awalnya penuh keraguan, takut salah, bingung dengan banyak tombol. Namun dengan berlatih, kita tahu kapan menekan gas, kapan menekan rem, dan bagaimana membaca rambu di jalan. AI pun begitu. Jika tidak dipelajari, dapat membahayakan bahkan menimbulkan kecelakaan. Tetapi bila dikuasai dengan baik, AI menjadi kendaraan yang membawa kita lebih efisien dan lebih cepat sampai tujuan.”

 

Mengunjungi anjungan Sinarmas World Academy. Bila APP Symphony di panggung sempat didampingi recording artist David Noah, dalam perhelatan hari pertama, Sinar Mas Board Member, Franky Oesman Widjaja (kedua dari kiri) didampingi oleh Director PT Dian Swastatika Tbk., David Audy (paling kiri).

 

Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid dalam sambutannya, selain mengucapkan selamat atas hari jadi yang ke-87, dirinya menyampaikan pula apresiasi atas inisiatif Sinar Mas menghadirkan XLSmart yang menurutnya telah mendukung upaya pemerintah mengonsolidasikan industri telekomunikasi agar semakin efisien sekaligus kompetitif, termasuk komitmen memperkuat konektivitas di Bumi Pertiwi dengan mengirimkan Satelit Nusantara 5 ke orbit. Namun tak lupa dirinya mengingatkan. “Ujung dari teknologi adalah membantu dan bukan mereduksi nilai kemanusiaan. AI adalah akselerator.  Nilai kemanusiaan menjadi diskursus yang menarik ketika kita bicara mengenai kecerdasan artifisial. Mudah-mudahan dalam waktu dekat, Indonesia sudah memiliki panduan atau pegangan untuk menyambut teknologi kecerdasan artifisial secara legal, dan yang paling utama, mengatur pula etika penggunaannya,” demikian Menkomdigi merespon tema utama yang lengkapnya adalah Infinite Possibilities: Driving Global Business with AI and Digital Power.

 

Menteri Komdigi, Meutya Hafid mengingatkan bila esensi teknologi adalah memperkuat, bukan mereduksi nilai kemanusiaan.

 

Pada hari kedua yang terasakan lebih bebas karena dikemas sebagai family day, di mana para pengunjung hadir membawa serta pasangan serta keluarga mereka, aroma upaya menyambar peluang tampak pada selasar tempat Mini Stage & UMKM berada. Dua band yang mengisi panggung siang itu, baik Musik by XLSmart dan APP Symphony – yang melalui nama keduanya dapat diketahui dari pilar mana mereka berasal – meski membawakan komposisi karya artis lain, berupaya tampil sebaik mungkin. Tak mengherankan, SMDD dapat disebut pentas terbesar mereka mengingat selain dihadiri insan Sinar Mas dan keluarganya, nyaris seluruh pemimpin puncak pilar usaha ada di sana, bahkan menteri juga menyempatkan membuka perhelatan. Meski band jazz kombo Maliq & D’essentials baru beraksi sekian jam kemudian, dua band ini dapat disebut sebagai artis pembuka atau opening act sebelum pengujung acara.

 

Dari hulu ke hilir, semua tampil di Hall Nusantara ICE BSD.

 

Kehadiran para pemimpin bisnis, para tokoh asal perusahaan teknologi dan akademisi dari kampus di kawasan BSD City, di bawah satu atap dalam SMDD sesungguhnya sangat menggugah ketertarikan media massa untuk dapat bergabung dan meliputnya. Ada begitu banyak kisah dari beraneka perspektif yang dapat dijaring kemudian diberitakan. Hanya saja hingga penyelenggaraannya yang ketiga, SMDD masih diperuntukkan bagi kalangan ‘dalam’ Sinar Mas. Diperuntukkan sebagai etalase inisiatif digital pilar usaha ke para pimpinan, setiap perusahaan yang tampil mengemas informasi mereka selengkap dan sejelas mungkin. “Informasi ini tergolong konfidensial yang tak dapat dibuka ke luar, semisal perusahaan sejenis di luar Sinar Mas. Karena itu kami lebih suka seperti saat ini yang dikhususkan bagi internal Sinar Mas,” ujar seorang staf senior yang hari itu bertugas di anjungan Sinar Mas Agribusiness & Food. Menyongsong infinite possibilities memang tak mesti menyebarluaskannya ke media massa. Setidaknya sementara ini.

 

APP Symphony dengan stage presence ala Kahitna menggunakan dua keyboardist. Bagi band yang tampil, pentas siang itu layaknya ajang menjemput infinite possibilities.

 

Hal menarik lainnya siang itu adalah sekalipun digital adalah tema besar kegiatan, namun saat makan siang tiba, terbentuk antrean mengular hampir seluruh lapak mitra kuliner dan juga di jajaran meja hidangan prasmanan yang tersedia tak jauh dari situ. Tidak ada digital-digitalan untuk urusan yang satu ini. Teknologi digital akan membantu kita menjadi semakin berdaya, sejauh kita memiliki kompetensi memanfaatkannya. Tidak semua hal tergantikan olehnya, dan hanya bernilai bila memberi manfaat nyata, seperti disampaikan Menkomdigi. “Membuka peluang nyata bagi masyarakat, manfaat baru, ruang inovasi, layanan publik yang lebih baik.”  Sementara Board Member mengibaratkannya, “Kita tidak bisa menghentikan angin itu, tapi kita bisa mengatur layar. Nilai-nilai luhur adalah layar kita, sementara digitalisasi dan AI adalah angin yang mendorong kita melaju menuju masa depan yang lebih cerah.”

 

Waktu makan siang tiba, antrean datang, tidak pakai digital-digitalan.

 

Menjelang sore, Managing Director Sinar Mas, Ferry Salman menyampaikan penilaiannya atas keistimewaan SMDD, yakni membuka kesempatan bagi lintas pilar usaha untuk saling belajar bagaimana mengoptimalisasikan teknologi digital. “Saling cross learning. Berikut saling memacu diri dengan menyediakan penghargaan bagi inovasi terbaik dari lintas pilar. Jadi kegiatan ini tidak sebatas seremonia belaka, tapi menjadi wahana untuk saling belajar, beradaptasi serta berinovasi,” ujarnya.

 

Sinar Mas Board Member, Franky Oesman Widjaja (dari kiri) bersama Director APP Group, Suhendra Wiriadinata dan Managing Director Sinar Mas, Ferry Salman di tengah kendaraan yang menjadi hadiah kejutan SMDD tahun ini. Tentu bukan tengah memperdebatkan siapa di antara mereka yang layak mendapatkannya.

 

 

 

Penulis: Jaka Anindita, Aura Zahra

Foto: Noveradika Priananta, koleksi SMDD






Jaka Anindita




Previous Post

Kemah Besar di Hanau: Membangun Karakter dan Kemandirian





0 Comment


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


More Story

Kemah Besar di Hanau: Membangun Karakter dan Kemandirian

Sebanyak 360 siswa penggalang didampingi oleh 90 guru Pembina menghadiri Kemah Besar Penggalang pada tanggal 2–4 September...

September 25, 2025