Meyakini kalau nilai kebersamaan bangsa Indonesia baik dalam menghadapi tantangan maupun untuk mencapai tujuan, yakni gotong royong adalah formula keberhasilan, mengemuka dalam peringatan 100 tahun hari kelahiran pendiri Sinar Mas, Eka Tjipta Widjaja, Jumat (7/10/2022) di Sinar Mas Land Plaza, Jakarta. “Indonesia memiliki nilai luhur yang sangat bagus, gotong royong dan kekompakan. Nilai yang sama digunakan sebagai dasar membangun dan membawa Sinar Mas hingga sampai ke titik ini, berpadu dengan filosofi integritas, sikap positif, berkomitmen, perbaikan berkelanjutan, inovatif dan loyalitas, yang Pak Eka tanamkan,” demikian Franky Oesman Widjaja, Sinar Mas Board Member mengawali sambutannya.
Berputarnya roda bisnis secara berkelanjutan, hanya tercapai bila masyarakat sekitar terangkat pula kesejahteraannya, demikian Sinar Mas menerjemahkan filosofi pendirinya. Karenanya pihaknya mendukung langkah pemerintah meluncurkan Gerakan Kemitraan Inklusif untuk UMKM Naik Kelas, Senin (3/10/2022). “UMKM menerima pendampingan dan bantuan untuk mendapatkan disiplin ilmu, teknologi, bahan baku, akses modal, dan akses pasar yang memadai sehingga bisa naik kelas.
Dukungan antara lain berasal dari perusahaan di bawah naungan Kamar Dagang dan Industri Nasional Indonesia yang mengajukan replikasi skema inclusive close loop flying wheel bagi usaha mikro, kecil dan menengah guna bermitra bersama sektor industri, pemerintah, lembaga riset, perguruan tinggi, dan lembaga keuangan hingga skala usaha mereka terus meningkat serta mampu bergabung dalam rantai pasok industri. Sebelumnya, skema ini banyak digunakan industri kelapa sawit guna memberdayakan para petani independen atau plasma, yang kemudian direplikasi pada sejumlah sektor produksi pangan strategis Indonesia.
“Pak Jokowi mendorong perusahaan-perusahaan untuk berpartisipasi dalam gerakan nasional tersebut, dengan menyediakan insentif super deduction melalui Kementerian Keuangan. Bila kegiatan ini benar-benar diaplikasikan dengan tulus dan baik, akan membantu menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia.” Menurut Franky, perusahaan akan memanfaatkan dana tersebut guna membangun sentra pelatihan berbasis modul yang sesuai dengan kearifan lokal setiap daerah. Para tenaga penyuluh yang belajar disana, nantinya dapat merancang metode pelatihan yang sesuai dengan daerah asalnya, menerapkannya menggandeng perusahaan di wilayah kerja mereka.
Memanfaatkan perkembangan teknologi digital yang pesat, dirinya berharap dalam tiga tahun ke depan gerakan kemitraan ini akan mampu membangun pondasi yang kuat dalam menaikkelaskan UMKM guna mengentaskan kemiskinan. “Terlebih dengan keberadaan nilai dasar gotong royong dan kebersamaan yang kita miliki,” ujarnya. Dalam kesempatan yang sama, berlangsung juga Tjipta UMKM Fair yang menghadirkan puluhan pengusaha binaan pilar bisnis Sinar Mas beserta karya mereka. “Pak Eka juga berangkat dari UMKM, sehingga selain belajar kewiraswastaan, sikap pantang menyerah, ulet, juga penting untuk diterapkan agar bisa sukses,” ujar Franky tentang mengapa Sinar Mas tak pernah melupakan UMKM.
________________________________________________________________