Mengawali ceramahnya, Imam Besar Masjid Istiqlal, K.H. Nasaruddin Umar memandang halal bihalal yang bagi umat muslim memiliki makna saling berkumpul dan bersilaturahim untuk meraih penghapusan segenap dosa setelah melalui bulan Ramadan, secara menyeluruh, baik dari Allah SWT, juga dari sesama manusia adalah kebudayaan bangsa Indonesia yang mampu menjelma menjadi salah satu komoditas ekspor bernilai tinggi. “Insyaallah dosa secara vertikal kita akan diampuni Tuhan, dan membawa kita bagaikan bayi yang baru lahir tanpa dosa. Tapi ada persoalan lain dengan dosa secara horizontal kita kepada sesama manusia. Di mana Tuhan tidak berkompeten memaafkan, kecuali manusianya telah memaafkan. Karenanya, halal bihalal saya kira cara yang paling efisien dan efektif untuk saling maaf memaafkan,” demikian Nasaruddin saat hadir dalam Halal Bihalal Sinar Mas, di Sinar Mas Land Plaza Jakarta, Senin, 6 Mei 2024 lalu.

Menurut Sinar Mas Board Member, Franky Oesman Widjaja, setelah sempat berbeda pilihan saat Pemilu, kini saatnya bersatu, seperti yang ada dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Menurutnya tradisi budaya ini, meski terkemas memakai bahasa Arab, justru tidak dikenal di sana. Setelah melihat apa yang orang Indonesia lakukan, antara lain menyebar luas melalui acara halal bihalal yang digelar oleh kedutaan besar dan perwakilan Republik Indonesia maupun warga Indonesia di berbagai negara, mulai banyak bangsa asing mengenalnya, bahkan kemudian turut mengadopsinya. “Spirit-nya adalah silaturahim atau menyambung tali rasa, hal yang juga dikenal tidak hanya di lingkup umat muslim, namun juga seluruh keyakinan yang berasal dari timur,” kata Nasaruddin mengangkat bagaimana keragaman yang menyertai umat manusia, satu dengan lainnya, sesungguhnya tertaut dalam jalinan yang mempersatukan.

Menyukseskan Pemilu dan melintasi Ramadan adalah memomentum bernilai, demikian Managing Director Sinar Mas, Saleh Husin. Tampak dirinya berpose (dari kiri) bersama Sinar Mas Board Member, Franky Oesman Widjaja, Imam Besar Masjid Istiqlal, K.H. Nasaruddin Umar dan Managing Director Sinar Mas, Ferry Salman.

Mempersatukan keberagaman, sesungguhnya bukan tema anyar dalam keseharian, tertera sebagai semboyan negara, kerap tersuarakan dalam berbagai buku pelajaran, pidato pejabat, iklan di media massa, konten di media sosial, dan banyak lagi. Tapi dianggap relevan untuk kembali diangkat karena bangsa Indonesia, termasuk warga Sinar Mas baru saja menuntaskan Pemilihan Umum, di mana politik elektoral memantik rivalitas, juga polarisasi yang dikhawatirkan terus terbawa. Karenanya, tema besar halal bihalal yang dihadirkan adalah Maknai Perbedaan dengan Memperkuat Kebersamaan. Sebagaimana tersampaikan secara tersurat maupun tersirat sepanjang pagelaran.

Para pesilat remaja dari perguruan Persaudaraan Setia Hati Terate unjuk kebolehan di hadapan para tetamu dan hadirin.

Seperti disampaikan Managing Director Sinar Mas Saleh Husin yang juga hadir selaku Ketua Umum Yayasan Muslim Sinar Mas menyemangati semua yang hadir karena telah berhasil melewati sekaligus menyukseskan Pemilu serta menjalani bulan Ramadan yang penuh berkah. ”Sebuah momentum bernilai karena dengan menyukseskan Pemilu dan melintasi Ramadan, berarti kita telah menguji diri dalam menanggalkan sekat perbedaan, memperkuat ukhuwah antar umat, mengedepankan kerendahan serta kelapangan hati untuk bersama-sama menjadi sosok yang lebih baik, membawa berkah bagi keluarga, masyarakat sekitar, dan bangsa Indonesia.” Menurut Saleh yang mengawali pengantarnya sebelum Imam Besar naik ke podium, ini menjadi modal penting guna mengisi bulan Syawal dan seterusnya dengan kerja berikut ibadah dan yang lebih baik lagi.

Perhelatan dipandu oleh duo pembawa acara, Stephanie Susanto dan Jemmy Darusman.

Pada kesempatan yang sama, dirinya juga menyampaikan apresiasi atas inisiatif sosial dan keagamaan pilar usaha yang dirancang untuk membangun ukhuwah antar umat. Pertama Wakaf Alquran yang dengan dukungan kuat APP Group, sedari tahun 2008 sampai saat ini tetap menjadi salah satu program tanggung jawab sosial andalan Sinar Mas, dengan capaian terakhir telah menyalurkan sekitar 1,3 juta mushaf Alquran, menjangkau organisasi keagamaan, lembaga pendidikan, fasilitas peribadatan hingga yang berada di titik terluar Nusantara. Sementara yang lebih baru adalah komitmen PT Borneo Indobara mewujudkan masjid apung Ziyadatul Abrar di Pantai Siring Pagatan, Batu Licin, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, yang peresmiannya pada pengujung tahun 2023, menandai bagaimana lintas pilar usaha saling mengupayakan inisiatif tanggung jawab sosial mereka, tidak saja berupa infrastruktur fisik, tapi memenuhi pula kebutuhan rohani dan sosial umat banyak, bahkan seperti di Siring Pagatan, dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru.

Director Sinar Mas, Yan Partawidjaja selalu hadir dengan intonasi yang memukau, demikian pula saat membacakan doa pengantar.

Saleh menilai inisiatif sosial lewat bidang keagamaan, “Dapat menjadi landasan bagi Indonesia menjadi negara yang semakin sejahtera, serta berkeadilan, yang tengah kita upayakan bersama melalui Visi Indonesia Emas 2045.” Pagi itu, untuk memberi gambaran yang utuh atas keberadaan masjid apung, selain pemutaran video, berlangsung juga telewicara dari Jakarta dengan para pengurus masjid dari jajaran pemerintah daerah setempat seputar peran Masjid Ziyadatul Abrar baik selaku sarana ibadat, kegiatan sosial kemasyarakatan (mengingat lantai pertama masjid memiliki ruangan serba guna) serta wisata religi di sana, terutama sepanjang bulan Ramadan yang baru saja berlalu.

K.H. Nasaruddin Umar mengingatkan agar selain meminta maaf kepada Tuhan, jangan lupa meminta maaf pula kepada sesama manusia.

Dihadapan ratusan tetamu dari lingkup direksi, komisaris, penasihat hingga karyawan lintas pilar usaha, President Office, Eka Tjipta Foundation, dan Yayasan Muslim Sinar Mas hari itu, baik sejumlah 130 hadirin yang memenuhi Ruangan Derawan di Sinar Mas Land Plaza, maupun sekitar 200 lainnya yang hadir secara virtual lewat aplikasi, tidak hanya menyimak para petinggi yang hadir berbagi. Sejumlah mitra UMKM binaan pilar usaha Sinar Mas hadir di serambi ruangan membawa serta karya mereka. Sedangkan di sela kegiatan, sebanyak delapan pesilat muda dari Persaudaraan Setia Hati Terate asal padepokan Jakarta Barat dan Kota Tangerang sempat pula unjuk kebolehan memperagakan koreografi artistik, baik berupa jurus dengan tangan kosong maupun senjata. Bahkan di antara mereka yang tampil, terdapat pesilat yang juga karyawan serta anak karyawan Sinar Mas.

Tak ingin kalah dengan para pesilat, Nohara Band dari Sinar Mas Land juga turut hadir menunjukkan kebolehannya, mengiringi halal bihalal.

Sementara Sinar Mas Board Member, Franky Oesman Widjaja mengatakan Pemilu yang berlangsung lancar berikut upaya warga muslim Sinar Mas memperkokoh keimanan dan pengendalian diri selama Ramadan, adalah rahmat yang semestinya disyukuri. Bagi entitas usaha, kontinuitas bisnis yang tengah memulihkan diri pasca pandemi dapat terus menguat. Sedangkan selaku perorangan, selepas latihan serta ujian di bulan Ramadan, tentunya akan lebih siap berkarya, berkompaskan Nilai-Nilai Luhur Sinar Mas. “Setelah berbeda pilihan, dan pesta demokrasi usai kita kembali bersatu, seperti semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang jadi kekuatan bangsa kita. Tahun ini kita merayakan hari jadi Sinar Mas ke-86, yang tercapai berkat navigator nilai integritas, di mana dalam bisnis akan terjadi naik-turun, namun kepercayaan tetap nomor satu. Begitu pula dengan sikap positif yang membangun aura istimewa, sehingga ilham dan inovasi akan banyak bermunculan, begitu,” ujarnya.

Para pesilat muda dari perguruan PSHT yang baru saja tampil, sempat berebutan menyalami Imam Besar Masjid Istiqlal, K.H. Nasaruddin Umar dan Sinar Mas Board Member, Frank Oesman Widjaja, berlatar belakang kain produk kriya mitra binaan APP Group, Sinar Mas Land, PT Berau Coal dan PT Borneo Indobara.

Masih tentang filosofi hidup pendiri Sinar Mas, Franky melanjutkan dengan menyebut nilai keteguhan komitmen dianggapnya akan membuat setiap orang berkarya maksimal, sedangkan perbaikan berkelanjutan adalah energi istimewa yang dapat berasal lewat hal kecil namun dijalani tanpa henti. “Saya baru belajar bila jika satu persen perbaikan per hari, just little by little, sedikit demi sedikit. Nah, dalam satu tahun berapa banyak yang dapat kita raih? Sesuatu yang dahsyat sekali.” Sebelum mengakhiri pengantarnya, Franky mengatakan keyakinannya bahwa harmoni akan bermuara pada kesejahteraan. “Saya diajari oleh Master Cheng Yen pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi, bila masyarakat di sebuah tempat tak lupa bersyukur, selalu menjaga persatuan serta harmoni, mereka akan diridhai dan sejahtera.” (Josephine Laura Sutanto, Jaka Anindita)