Memotivasi Lebih Dulu, Kerja Kemudian

Mengapresiasi kelulusan 107 talenta muda peserta management development program, management trainee, dan juga operational development program dari berbagai pilar bisnis Sinar Mas, gelaran Sinar Mas Virtual Graduation hadir secara daring mengusung tema “Learning Agility, The Key to Level Up”, Kamis (16/12/2021).

Agility memiliki arti kecerdasan, kelincahan, serta kemampuan beradaptasi dalam berbagai kondisi, yang menurut Ketua Umum Eka Tjipta Foundation, Hong Tjhin dalam pengantarnya menyebut setiap orang harus memiliki sikap pantang menyerah dan pandai memutar otak. “Tujuh kali jatuh, delapan kali bangkit,” lanjutnya mengutip semboyan pendiri Sinar Mas, Eka Tjipta Widjaja.  Walaupun tidak terdapat skenario maupun agenda setting khusus, para sosok yang hadir menyampaikan pandangannya, terdengar senada mengajak para milenial yang diwisuda untuk bekerja keras sekaligus cerdas.

“Kemauan belajar, beradaptasi, dan merespon tantangan serta dinamika yang berlangsung sepanjang masa pendidikan menjadi bukti keberhasilan para wisudawan,” tutur Gandi Sulistiyanto, Duta Besar Indonesia untuk Republik Korea yang hadir di layar video sebagai pembicara kunci. “Kapasitas learning agility yang ditunjukan para wisudawan, adalah modal bernilai dalam merentang karier,” lanjutnya menyemangati.

there is no such thing as work life balance

Sementara Chief Sustainability Officer of Aruna Indonesia, Utari Octavianty, selaku pembicara mengatakan, selain memiliki sikap pantang menyerah, para wisudawan juga harus memiliki tujuan hidup. “Setiap individu harus memiliki alasan mengapa kita harus bekerja dan mengapa kita harus mencapai sesuatu.”

Mendampingi sebagai pemateri, David Fernando Audy, Operating Partner East Ventures memberikan gambaran bahwasanya sukses membutuhkan perjuangan, keinginan, motivasi, dan semangat. “Selagi masih muda, kita harus work, work, work. There is no such thing as work life balance. Work life balance itu akan kita dapatkan ketika sudah menjadi kaya dan sukses,” lanjutnya. Apakah para karyawan muda ini ciut nyali mendengarnya, semoga tidak.

Upaya mencapai sesuatu, pastinya beriringan dengan hambatan dan rintangan. Utari mengisahkan dirinya yang diusir menggunakan tombak oleh masyarakat setempat ketika melakukan perjalanan ke Papua. Mengembangkan wahana perikanan digital yang menghubungkan nelayan negeri ini ke pasar yang lebih luas, hingga berskala ekspor memang membuat dirinya kerap menjelajahi sentra perikanan di pelosok Nusantara.

Pertanyaan dari para wisudawan sangat mungkin menggugah kedua pembicara. David bahkan banyak melepas kalimat motivasional (sekaligus provokatif), mengatakan agar setiap hambatan yang datang menjadi pembelajaran. “Agar kita dapat bertumbuh dan menjadi pribadi yang lebih kuat. Belajar untuk survive. Sesulit apapun keadaan, selama masih bisa bernafas dan sehat, maka akan selalu ada harapan,” ujarnya.

Dalam penyelenggaraan wisuda kali ke-10, persisnya sejak 2012, Sulistiyanto yang lama menjabat Managing Director Sinar Mas, tak lupa mengajak wisudawan untuk tak pernah bosan belajar, berpikir kritis, dan peka terhadap sesama. “Karena para wisudawan adalah generasi yang akan menjembati Sinar Mas memasuki disrupsi teknologi pasca pandemi. Saya berharap, ini merupakan langkah awal dari perjalanan para wisudawan bersama Sinar Mas,” pesannya.

Dihadapan 271 partisipan pagi itu, Utari dan David menyarankan wisudawan (dan mestinya juga ke semua yang hadir) untuk tak henti melakukan dan memberikan yang terbaik. “Work hard and work smart. Because nothing is impossible. Just do it now, not tomorrow,” sambung David.

Penulis: Erika Ilyas

Editor: Jaka Anindita

Video: Andri Riza