Breaking

RUMAH BARU UNTUK POCO DAN RICH

Peristiwa / Top News / May 2, 2017

Matahari masih bersembunyi di ufuk timur, dan kota Pangkalan Bun masih terlalu senyap ketika mereka dibawa bersama para “pengawal” nya menuju Hutan Seruyan. Waktu baru menunjukkan pukul 03.30 dini hari. Mereka berdua, bak anak manusia yang telah lama merantau dan sebentar lagi akan mendapatkan rumah baru.

Hari itu, tepat 28 Juli 2016, Poco dan Rich kembali ke habitat alaminya di Camp Seluang Mas 2, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, yang merupakan kawasan hutan penyangga Taman Nasional Tanjung Puting. Setelah kurang lebih 12 tahun dirawat dan dikarantina di Orangutan Care Center and Quarantine (OCCQ) yang dikelola oleh Orangutan Foundation International (OFI), kini Poco dan Rich menempati “rumah baru” nya di hutan Seruyan. Rumah dimana mereka akan tinggal, mencari makan, bermain dan juga berkembang dengan bebas.

 

Poco atau Rich? Salah satu orangutan memanjat pohon sesaat setelah pelepasliaran. Selain para pengasuh yang terlatih, tidak mudah bagi awam untuk mengidentifikasi orangutan yang ada di sana.  FOTO DOK/16.

 

Poco, sang orangutan betina pertama kali diserahkan oleh masyarakat ke OCCQ di Desa Dayak, Pasir Panjang, Pangkalan Bun pada Januari 2004 ketika masih berumur kurang lebih 2 tahun, dengan berat 6 kilogram. Sementara Rich, sang orangutan jantan, diselamatkan dari Desa Nanga Matu, Kecamatan Belantikan Raya, Kabupaten Lamandau, dan diserahkan ke OCCQ pada Februari 2004 saat berumur 10 bulan, dengan berat 2,66 kilogram.

Pelepasliaran orangutan sendiri tidaklah sederhana. Dr. Biruté Mary Galdikas, Founder dan President OFI menjelaskan bahwa proses yang harus dilalui untuk dapat melepasliarkan Poco dan Rich terbilang cukup lama. Kedua individu orangutan tersebut harus belajar untuk mencari makanan di hutan, belajar berjalan di atas pohon, dan yang paling penting adalah belajar membuat sarang sebagai tempat tidur mereka. Setelah dilepasliarkan pun, kedua orangutan sekian waktu akan tetap dipantau oleh staf OFI untuk memastikan bahwa mereka benar-benar bisa beradaptasi dengan habitat aslinya.

 

Beri keterangan. Di tengah hutan, Managing Director for Sustainability and Strategic Stakeholder Engagement Golden Agri Resources (GAR)/PT SMART Tbk., Agus Purnomo ‘disergap’ jurnalis setelah pelepasliaran orangutan di Camp Seluang Mas 2, Taman Nasional Tanjung Puting, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, Kamis (28/7). Kegiatan tersebut terselenggara atas kerjasama GAR/SMART, Orangutan Foundation International, dan Pemerintah Kabupaten Seruyan. FOTO DOK/16.

 

“Kami merasa sangat beruntung bahwa di kawasan hutan produksi yang tersisa ini, yang berbatasan dengan Taman Nasional Tanjung Puting, Poco dan Rich dapat melanjutkan hidupnya di hutan alam ini. Kami sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah menjadikan kawasan hutan ini sebagai tanah untuk perjalanan hidup Poco dan Rich di masa depan,” ujar  Biruté, konservasionis asal Kanada yang mengabdikan dirinya untuk pelestarian orangutan di Tanjung Puting sejak tahun 1971.

Managing Director for Sustainability and Strategic Stakeholder Engagement Golden Agri-Resources Ltd/PT SMART Tbk, Agus Purnomo mengatakan bahwa perusahaan siap mendukung program pemerintah untuk menjaga lingkungan. GAR/SMART sendiri telah menerbitkan Kebijakan Perlindungan Satwa Liar yang Langka dan Terancam Punah atau yang dikenal dengan Zero Tolerance Policy sejak tahun 2012. Melalui kebijakan ini, perusahaan mewajibkan seluruh karyawan untuk menjaga keselamatan satwa dilindungi apabila masuk ke areal perkebunan. Bekerjasama dengan OFI, kebijakan ini juga diimplementasikan melalui program pelatihan di bidang konservasi orangutan bagi karyawan SMART.

 

Bebas, lepas. Sejumlah petugas dari Orangutan Foundation International jelang pelepasliaran orangutan di Camp Seluang Mas 2, Taman Nasional Tanjung Puting, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, Kamis (28/7). FOTO DOK/16.

 


 

Seluang Mas

Camp Seluang Mas di Kecamatan Hanau atau dikenal pula sebagai camp release adalah komplek yang terdiri sejumlah bangunan kantor, asrama serta fasilitas pendukung lainnya yang menjadi pusat pengelolaan kegiatan pelepasliaran. Kamp yang pembangunannya didukung oleh GAR/SMART bersama Asia Pulp & Paper – Sinar Mas ini pada pengujung tahun 2012 diserahterimakan kepada Kementerian Kehutanan untuk digunakan oleh OFI melakukan pengawasan dan evaluasi pra dan pasca lepasliar orangutan. Peresmiannya dilakukan oleh Menteri Kehutanan (saat itu), Zulkifli Hasan, pada 21 Juni 2013.











Previous Post

GIIAS 2016 Saat Ratusan Mobil Baru Memenuhi ICE BSD

Next Post

TEKNOLOGI DIRGANTARA, untuk Menjaga Kedaulatan Negara





0 Comment


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


More Story

GIIAS 2016 Saat Ratusan Mobil Baru Memenuhi ICE BSD

Bulan Agustus 2016, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia memanjakan pecinta otomotif Indonesia kembali melalui...

May 2, 2017