Breaking

Duta Sinar Mas, Duta Instagram

Breaking News / Sekitar Kita / November 20, 2020

Butuh waktu lebih panjang hingga Regina Haliem mengunggah materi di akun Instagram-nya, padahal sebelumnya tidak demikian. “Memang narsistik aja gitu. Aku suka foto-foto, dan semua konten-ku foto diri sama produk fashion, untuk online shop. Sekarang jadi semakin terpacu membuat foto dengan konsep yang berbeda,” ujarnya. Yunita Elyawati tak jauh berbeda. “Sebelumnya, saya punya apa, langsung share saja. Ternyata ada ilmunya, dan sekarang jika harus membuat konten, saya mesti berpikir cukup lama, sampai harus melakukannya di akhir pekan agar tak mengganggu tugas.”

 

 

Sementara Miftakhusani harus mengubah akun IG-nya yang semula dipasang ‘private’ menjadi terbuka, dan menjadikan isinya tak lagi didominasi foto-foto indah dari kegemarannya bepergian. Begitu juga dengan Esra Ayu Daneswari yang biasanya mem-private akunnya lantaran menghindari akun palsu yang suka main follow untuk berpromosi atau berjualan, sekarang malah harus membukanya. Enrikohansen Sihotang bahkan mesti menyempurnakan pula sikapnya dalam keseharian. “Harus lebih baik karena dilihat orang lain.”

Mereka rela mengubah kebiasaan dan kenyamanan ber-Instagram, serta beraktivitas karena melihat ada yang menarik dengan menjalani peran selaku Duta Sinar Mas. Ketika bulan Maret 2020, resmi dimulai oleh President Office Sinar Mas, harapan bagi duta terpilih adalah menginformasikan ragam aktivitas berkelanjutan Sinar Mas melalui akun Instagram mereka, guna membangun citra positif tak saja di lingkup karyawan, namun juga publik di luar sana.

 

 

Peran Duta Sinar Mas selaku influencer atau pemengaruh di lingkungan kerjanya diharapkan cukup berdaya ketimbang jika ini dilakukan oleh sosok dari luar perusahaan. “Kita belum banyak mem-branding sustainablity program yang ada sebagai bagian dari Sinar Mas secara menyeluruh,” kata Ingrid Pangalila Senior Branding & Governance Specialist di Corporate Communications President Office Sinar Mas menceritakan latar belakang hadirnya Duta Sinar Mas. Melihat besaran Sinar Mas yang mengakibatkan kerap terjadi ada ragam hal baik maupun terobosan bernilai di sebuah pilar bisnis tak bergaung di pilar lainnya, pihaknya coba menjadikan para duta sebagai jembatan informasi. “Kita mulai dari internal karena karyawan adalah brand ambassador, merepresentasikan keberadaan Sinar Mas yang punya banyak kontribusi untuk Indonesia,” Ingrid yang biasa dipanggil Inge berujar.

Sudah barang tentu ada sebabnya Instagram yang menjadi wahana pilihan. “Karena untuk menyebarkan sustainability program banyak melalui foto dan video yang memang difasilitasi Instagram. Selain itu, para duta juga berada di rentang usia pengguna aktif Instagram.” Jangan buru-buru berpikir para duta menyandang statusnya begitu mereka mengajukan diri, karena menurut Inge yang dalam program ini menjadi project leader, semua peminat yang jumlahnya hampir 180 orang mesti melalui seleksi berjenjang.

 

 

Mulai dari screening kepersonaliaan di kantor mereka, di mana sosok terpilih harus terbebas dari segala bentuk pelanggaran kerja alias tak sekalipun pernah menerima surat peringatan, mendapatkan restu atasan, dan lulus ujian mem-posting materi seputar inisiatif keberlanjutan Sinar Mas di laman IG mereka. “Pada dasarnya sustainability program terhitung materi yang cukup berat untuk dikemas bagi followers mereka di Instagram. Dari sini kami bisa menilai kreativitas mereka, termasuk dengan mengevaluasi viewers serta engagement materi mereka.”

Alhasil, 27 orang yang terpilih memang para pejuang Instagram yang tak keberatan dengan tugas tambahan seiring dengan status baru mereka selaku Duta Sinar Mas. Tapi bukan artinya Duta Sinar Mas melulu berisikan tugas. Setelah membaca iklan pencarian Duta Sinar Mas, Miftakhusani dari Project Management Office Sinar Mas Agribusiness & Food, mengaku terpikat karena berkesempatan mendapatkan ragam pelatihan. “Sekaligus menambah pengetahuan, teman, sambil mem-branding perusahaan,” ujarnya.

 

 

 

Begitu pula Esra yang sehari-hari bertugas di Internal Audit Division Asuransi Sinar Mas. “Tertarik dengan pelatihan aktualisasi diri, tentang bagaimana caranya tampil lebih percaya diri di depan umum. Saya kadang masih suka kurang percaya diri jika berbicara di depan banyak orang,” ungkapnya. Mirip dengan pertimbangan Ni Kadek Uchi Laksmi, Account Receivable Controller Eka Hospital yang melihat paket pelatihan bagi para duta. “Sekaligus menambah teman dan bisa mengetahui lebih jauh tentang Sinar Mas,” terang Uchi.

 

 

 

Pelatihan memang salah satu benefit yang mereka dapatkan. Sebelum pandemi, kegiatan ini telah diagendakan secara berkala, termasuk lewat menjaring masukan tentang topik apa yang mereka butuhkan, sesuai peran selaku duta, sebagai insan Sinar Mas, maupun saat menjadi warga masyarakat di luar pekerjaan. Begitu Covid-19 melanda, pelatihan beralih rupa dari offline atau yang tadinya tatap muka langsung, menjadi virtual.

 

Bagian pertama dari dua tulisan

 

Penulis: Jaka Anindita

Kontributor: Adhi Gilang Julianto, Caecario Vito, Ingrid Pangalila, Yulrandro Dave

Desain grafis dan foto: Dede I Fitriana, Sidhi Pintaka, Noveradika Priananta

 

 


Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,



Jaka Anindita
Pemimpin Redaksi




Previous Post

Tak Lupa dari mana Berasal

Next Post

Duta Sinar Mas: Lebih dari Sekadar Duta Instagram





You might also like



0 Comment


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


More Story

Tak Lupa dari mana Berasal

Tak lupa dari mana berasal adalah harapan pelaku usaha kecil terhadap perusahaan besar yang dulu berangkat seperti mereka,...

November 20, 2020