Breaking

Digitalisasi Dahulu, Naik Kelas Kemudian

Breaking News / Peristiwa / Slider / Top News / October 13, 2021

Pandemi Covid19 adalah momentum menguji kualitas sinergi sektor privat dan pemerintah dalam memutar perekonomian Indonesia. “Berlandaskan prinsip gotong royong, perusahan di bawah naungan Kamar Dagang dan Industri Nasional Indonesia mengembangkan program economic empowerment berbasis digital menjangkau usaha mikro kecil dan menengah,” kata Board Member Sinar Mas, Franky O. Widjaja dalam webinar bertajuk Sinergi Korporasi dan Pemerintah dalam Pemulihan Ekonomi Nasional, Rabu (6/10/2021) di Jakarta.

 

 

Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto mengutip indikator terkini, mengatakan lewat rekaman video kalau perekonomian Indonesia pada kuartal II tahun ini telah menunjukkan pemulihan, dengan pertumbuhan di atas 7 persen, dan pada kuartal ke-III, Purchasing Managers’ Index berada pada level ekspansif dengan torehan 52,2 persen. Kondisi ini menurutnya selain mendorong demand, juga memberikan optimisme kepada pelaku ekonomi. “Karenanya, Pemerintah berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan para stakeholder agar pemulihan ekonomi nasional bisa terus berlangsung. Di mana segala upaya mendorong agar ekonomi dapat berkelanjutan adalah prioritas kami.” Menko juga mengharapkan Rancangan Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan yang tengah dibahas dalam Sidang Paripurna DPR RI dapat ditetapkan sebagai UU, sehingga nantinya memberikan ruang yang leluasa bagi kalangan usaha.

 

 

Mengawali kegiatan yang menjadi bagian peringatan hari jadi Sinar Mas ke-83, Senior Advisory Board Member Sinar Mas, Gandi Sulistiyanto mencontohkan penugasan dirinya dan Rosan P. Roeslani yang berlatar pebisnis sebagai calon duta besar adalah bentuk sinergi antara korporasi dengan Pemerintah. Dirinya juga menyempatkan berpamitan dari Sinar Mas karena akan memulai pengabdian baru selaku Duta Besar untuk Republik Korea.

 

 

Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia adalah salah satu yang tercepat di Asia Tenggara pada masa pandemi. Hal mana menurut Franky dapat menjadi kunci sukses dalam pemberdayaan UMKM, membawa mereka masuk dalam rantai pasok global. Upaya korporasi melalui KADIN, menurutnya adalah mempelajari berbagai modul economic empowerment dari negara lain yang terbukti berhasil, coba mengadopsinya, yang ia sebut, “We don’t have to reinvent the wheels. Kita copy, copy, copy.” Kemudian menggelar train the trainer melibatkan para ahli dari negara tersebut. Sekembalinya para pelatih ke daerah asalnya, mereka akan mengembangkan modul pelatihan yang sesuai dengan kekayaan setempat, yang eksekusinya melibatkan korporasi di sana.

 

 

Program pemberdayaan ekonomi, dapat memanfaatkan skema inclusive closed loop flywheel yang membawa UMKM masuk dalam rantai pasok global lewat kemitraan inklusif dan menyeluruh. “Mereka akan mendapatkan pendampingan dan pembinaan, akses terhadap teknologi, fasilitas pendanaan, berikut akses ke pasar offline maupun online sehingga setara dengan perusahaan besar. Hal ini wujud nyata dari nilai luhur bangsa Indonesia yaitu, gotong royong,” kata Franky. Karenanya, pihaknya mengharapkan pemerintah berkenan menyediakan regulasi yang memayungi inisiatif ini.

Senada, agar pemulihan ekonomi berlangsung berkualitas, sektor swasta menurut Kepala Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan KADIN Indonesia, Bambang Brodjonegoro, coba berperan aktif bersama pemerintah mengangkat kesejahteraan penduduk rentan miskin dan jelang kelas menengah (aspired middle class) yang jumlahnya hampir mencapai 67 persen dari seluruh penduduk Indonesia. Keberadaan UMKM bisa menjadi ujung tombak pemberdayaan ekonomi kerakyatan karena kemampuannya membuka banyak lapangan kerja. KADIN melihat laju teknologi digital dapat menjadi wahana menaikkelaskan UMKM, yang tahun lalu berkontribusi hingga 60 persen dari keseluruhan pendapatan domestik bruto Indonesia. Pihaknya merekomendasikan intervensi korporasi berbentuk pendekatan business to business yang berkelanjutan, mendampingi UMKM masuk rantai pasok bisnis yang lebih kuat.

 

 

Menerobos perbedaan waktu hingga sembilan jam, Ketua Umum KADIN Indonesia, Arsjad Rasjid yang bergabung dari Dubai, Uni Emirat Arab, berpandangan jika digitalisasi adalah keniscayaan, dan berlangsungnya pandemi mempercepat proses ini berlangsung. Ia menyitir temuan McKinsey bagaimana produktivitas dan kinerja manufaktur Indonesia, meskipun baru sekitar 21 persen di antaranya yang menerapkan digitalisasi selaras dengan konsep Industri 4.0, namun mampu mencatatkan produktivitas yang lebih unggul dibandingkan negara-negara maju yang penerapannya telah berada di atas 50 persen. “Jadi bisa dibayangkan kalau kita bisa mempercepat adopsi Industri 4.0 hingga average sampai 50 persen, produktivitas dan performance manufacturing Indonesia bisa berkompetisi dengan negara negara lain,” ujarnya.

 

 

Bagaimana Sinar Mas selama ini mendorong inclusive close loop system di sektor pertanian dan perkebunan yang mendampingi petani mengoptimalkan teknologi digital guna meningkatkan produktivitas serta memperluas akses pasar, menurut Arsjad dapat dibagikan pada sektor lainnya, seperti UMKM. Meluasnya digitalisasi akan menghadirkan tantangan sekaligus peluang baru, mengingat berpotensi menghilangkan 23 juta pekerjaan, sekaligus membuka hingga 46 juta lapangan kerja baru, “Ada tantangan untuk reskilling dan upskilling pekerja kita, sehingga di sini kita bersama-sama, perlu melakukan link and match, agar tantangan yang ada dapat menjadi sebuah kesempatan.”

Dihadapan 736 peserta yang selain berasal dari lingkup pilar bisnis Sinar Mas, kementerian, asosiasi industri, media massa dan publik terbuka, Franky tak lupa mengapresiasi keputusan Pemerintah yang bergegas melakukan upaya memutus mata rantai penularan dengan memberlakukan pembatasan sosial, menggelar vaksinasi, berikut menyalurkan bantuan sosial bagi masyarakat. Sementara secara bersamaan, memberikan kesempatan bagi industri utama guna beraktivitas berbasis protokol kesehatan, sekaligus mengeluarkan serangkaian kebijakan ekonomi dan insentif guna menjaga detak perekonomian Indonesia.

 

Penulis: Jaka Anindita

Kontributor: Yulrandro Dave

Desain: Dede Ilham F

Foto: Noveradika, Kementerian Koordinator Perekonomian, Media Indonesia

 


Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,



Jaka Anindita
Pemimpin Redaksi




Previous Post

Vaksinasi dan Peremajaan Tanaman, Seiring Sejalan

Next Post

Filosofi ala President Office di Seoul





You might also like



0 Comment


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


More Story

Vaksinasi dan Peremajaan Tanaman, Seiring Sejalan

Siang yang cerah di Batu Ampar Estate, sentra perkebunan kelapa sawit Sinar Mas Agribusiness and Food (SMAF) di Tarjun, Kabupaten...

September 27, 2021