Edukasi Cegah Karhutla ala Sinar Mas Agribusiness & Food

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 2019 menyampaikan data bahwa lebih dari 900 ribu orang, termasuk anak-anak, menderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) yang disebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Selain itu, banyak sekolah terpaksa diliburkan sehingga mengganggu aktivitas belajar siswa. Karena itu, pemerintah sejak awal 2020 sudah mengerahkan segala pihak untuk bersiap menghadapi karhutla.

Momen tersebut juga dimanfaatkan oleh Sinar Mas Agribusiness and Food dengan melakukan kampanye edukasi pencegahan karhutla untuk usia dini. Kampanye tersebut diwujudkan dalam peluncuran buku cerita bertajuk “Rumbun dan Sahabat Rimba” untuk para siswa/i di sekolah dasar (SD) di Ketapang, Kalimantan Barat.

Managing Director Sustainability and Strategic Stakehoholders Engagement Sinar Mas Agribusiness and Food Agus Purnomo mengatakan, pendidikan sejak dini sangat penting untuk menumbuhkan kebiasaan yang positif saat anak-anak beranjak dewasa kelak.  Agus juga berharap kampanye edukasi tersebut dapat menumbuhkan kesadaran dalam mencegah karhutla melalui cara yang menyenangkan sehingga dapat dimengerti dengan mudah dan diingat anak-anak.

“Sebagai calon pemimpin di masa yang akan datang, kami berharap mereka membawa yang mereka pelajari dan laksanakan hari ini, khususnya berhenti membuka lahan dengan cara membakar,” jelas Agus dalam keterangan resmi, Kamis (6/2/2020).

Perusahaan pun menggandeng dinas pendidikan setempat dan para guru dalam pemberian materi edukasi yang dapat diakses dengan mudah dan dimengerti para siswa SD.

Perusahaan juga berencana mengembangkan materi lanjutan untuk anak-anak di tingkat menengah dan mengembangkan program bagi para guru agar memiliki keterampilan dalam menyampaikan materi pencegahan karhutla dengan cara lebih kreatif dan menyenangkan.

Agus menambahkan, dalam waktu enam bulan ke depan, pihaknya akan mengembangkan dan membagikan metode yang dapat digunakan untuk mengajarkan anak-anak mengenai pencegahan karhutla di semua tingkatan.

“Target utama pada kampanye ini, yaitu anak-anak yang berada di sekitar operasional perusahaan yang rentan terjadi karhutla. Saat ini kami bekerja sama bersama pemangku kepentingan terkait di Kalimantan Barat. Kami juga terbuka untuk menggali lebih jauh agar metode edukasi ini dapat digunakan lebih luas dalam membantu Indonesia terbebas karhutla,” tutur Agus.

Sejak peluncuran kebijakan nihil bakar (zero burning policy) pada 1997, perusahaan menerapkan kebijakan tersebut di semua operasional perusahaan. Lantas mulai 2015, upaya tersebut diperluas kepada masyarakat di sekitar area operasional perusahaan yang sering terjadi karhutla. Berbagai kegiatan seperti Desa Makmur Peduli Api (DMPA) dilaksanakan sejak 2016.

Komitmen perusahaan yang konsisten terhadap pencegahan karhutla menunjukkan hasil positif dalam beberapa tahun terakhir. Sejak 2015, titik panas dan titik api terus menurun.

Bahkan cuaca kering ekstrem pada 2019, jumlah titik panas dan titik api dalam area konsesi dan sekitar area perkebunan relatif rendah.

Selain faktor alam, pemantauan perusahaan menunjukkan aspek manusia berkontribusi terhadap karhutla di sekitar operasi perusahaan, seperti kecerobohan saat membuang puntung rokok atau pembukaan lahan melalui metode tebang bakar.

Untuk memantau titik panas dan titik api di sekitar area perkebunan, Sinar Mas menyediakan laporan yang dapat diakses melalui website.

Hal itu bertujuan agar kita tetap waspada meskipun berhasil menekan jumlah titik api dan menjaganya seminimal mungkin dalam konsesi dan desa-desa sekitar,” pungkas Agus.

Anda bisa membaca buku Rumbun dan Sahabat Rimba, yang tersedia dalam dwi bahasa (bahasa Indonesia dan Inggris), melalui tautan ini: Rumbun dan Sahabat Rimba.

 

Sumber: Media Indonesia