Breaking

Himne dalam Lift

Breaking News / Cover Story / Slider / Top News / December 2, 2019

Mengawali hari di Sinar Mas Land Plaza Jakarta adalah keragaman yang selalu serupa. Sosok dengan paras cerah siap bekerja, berjalan bergegas, bersanding dengan sosok lainnya dengan wajah datar. Sebagian lainnya mungkin tak saja siap bekerja, tapi juga punya sejumlah rencana di kepala mereka. Pasti terdapat pula rupa yang muram. Berbeda-beda, namun sebagian besar dari gerak-gerik mereka selalu tertuju ke wahana favorit di pagi hari: 12 kabin lift yang tersedia di koridor gedung Menara 2. Mulai tampak persamaan di sana.

Jelang jam 8 hingga 8.30 pagi, pemandangan mulai semakin sebangun, wajah sosok yang lalu lalang, memenuhi koridor mulai tampak kejat. Langkah semakin cepat, banyak yang saling seruduk dengan pandangan berpindah-pindah melirik jam tangan kemudian ganti menatap lampu indikator kedatangan lift. Khawatir terlambat tampaknya. Namun yang paling seragam adalah, “Kami adalah Sinar Mas Terang, bertekad jadi yang terbaik. Selalu tekun dan pantang menyerah, mewujudkan harapan bersama …,” dan seterusnya, mengalun mengisi sudut lobby gedung dan kabin lift.

 

… musik membantu menguatkan pesan karena menggugah perasaan ataupun emosi pendengarnya. Namun pesan utamanya tetap lewat lirik …

 

Warga yang biasa beraktivitas di Sinar Mas Land Plaza menyebutnya Himne Sinar Mas, ada juga yang mengenalnya sebagai Sinar Mas Song, dan sebagaian lagi percaya itu adalah Mars Sinar Mas. Sepanjang hari Senin hingga Jumat alias pada hari kerja, manajemen gedung – PT Royal Oriental – memutarnya di lobby utama pada pagi hari, jeda beberapa saat untuk lanjut siang hari saat jam istirahat, kemudian menghilang sebentar dan kembali bergema di jam bubar kerja, sore.

Berkantor di lantai 8 memberikan Sugianto – seorang Marketing Communications di sayap bisnis termuda Sinar Mas, SehatQ – waktu yang cukup untuk menangkap kata demi kata dalam lirik lagu. Lain di lobby, lain pula di dalam lift. Di sini, himne diputar tanpa henti sepanjang hari kerja. Sejak proses seleksi masuk dirinya dulu berlangsung, pagi mendengar dan sore hari kembali mendengarnya, ia langsung menerka, “Oo, ini pasti lagu tentang Sinar Mas,” ujarnya mengenang perkenalan pertamanya dengan lagu yang disebutnya Mars Sinar Mas.

Bahkan, bersama rekan-rekan barunya, dirinya lanjut menelusuri internet. “Iseng nyari, ada yang bikin video klip gak ya? Ternyata ada yang bikin dengan gaya-gaya berbeda di setiap bait.” Rutin mendengarnya dalam lift, memunculkan guyon di antara mereka, “Lama-lama kita hafal. Lu gak bisa lulus probation kalo gak hafal,” ujarnya mengulang percakapan santai dengan para rekan kerjanya.

 

 

Penayangan berulang tak membuat dirinya merasa terganggu, seperti juga Ika Josephine, Digital Business & Partnership Marketing, PT Sinar Mas Asset Management. Jelang 10 tahun berkantor di Sinar Mas Land Plaza membuatnya lebih dari sekadar tahu tentang Himne Sinar Mas, karena, “Pagi-pagi mendengar lagunya, sambil membaca nilai-nilai luhur yang tertempel di pintu lift membuat kita lebih bersemangat. Justru harus seperti itu, biar viral, didengar orang. Mungkin karena aku orang marcom (marketing communications), biasa mencuci otak orang,” ujarnya serius.

Jika Ika tampak cukup “mengenal” himne satu ini, memang demikian adanya, karena di kantor sebelumnya, yang masih di bawah naungan Sinar Mas juga, ia dan rekan-rekannya, pagi jelang bekerja harus menyanyikannya bersama. Tapi jika dicari siapa yang paling sering mendengar Himne Sinar Mas di komplek Sinar Mas Land Plaza, bisa jadi Willy Raharja orangnya. Tugasnya selaku  Project Specialist di Sinar Mas Energy & Mines membuat dirinya selain mendengar pemutaran rutin di lift serta sudut publik gedung, juga mesti menyiapkan berikut memutarkan himne di berbagai acara kantor yang berlangsung di Ruang Danamas, lantai 39, tempatnya bertugas. “Sudah sering, sampai gue hafal setiap liriknya, juga nilai-nilainya,” ujar Willy tanpa bermaksud sombong. Meski mengaku hafal, ia merasa belum cukup percaya diri jika diminta menjadi peraga gerak kala Himne Sinar Mas diperdengarkan di acara resmi.

 

… akan lebih baik jika ditunjang dengan kegiatan lain yang menguatkan nilai-nilai yang disampaikan.

 

Membawakan bersama-sama di pagi hari dialami pula oleh Anita Hapsari, Project Support  di General Affairs Division Sinar Mas Mining. “Kami mendengarnya saat memulai safety talk rutin di hari Rabu, dan menyanyikan mars setiap pagi. Sampai hafal lagu termasuk gerakannya.” Ungkapnya. Berbeda dengan Sugianto, Ika, dan Willy, Anita berkantor di Sinar Mas MSIG Tower. Lain lokasi, lain lagi kebijakan penayangan, dan sensasi pedengarnya. Ia berpendapat, tak ada yang aneh dengan pemutaran berulang, “Wajar saja, karena di gedung milik Sinar Mas, itu jadi ciri khas. Tidak sampai mengganggu.”

 

Dalam acara resmi maupun terbuka, setelah menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, biasanya giliran padu vokal Himne Sinar Mas menyusul.

 

Karina Adistiana, psikolog yang kerap menggunakan lagu sebagai medium pendidikan berpendapat, dalam sebuah lagu, musik membantu menguatkan pesan karena menggugah perasaan ataupun emosi pendengarnya, “Namun pesan utamanya tetap lewat lirik. Itu sebabnya, musik dan lirik mesti saling menunjang, berada dalam wilayah yang sama. Ketika emosi terhubung, pesan yang disampaikan lirik lagu akan lebih mudah dipahami.”

Itu menjadikan penyampaian pesan berisikan nilai-nilai korporasi sangat dimungkinkan melalui lagu seperti Himne Sinar Mas. Hanya saja, “Kalau pesan melalui lagu tadi ditujukan pada khalayak dewasa, yang lebih paham mengelola emosi dan perasaannya, akan lebih baik jika ditunjang dengan kegiatan lain yang menguatkan nilai-nilai yang disampaikan,” kata pendiri Gerakan Peduli Musik Anak ini menyarankan.

 

 

Kalau ternyata Sugianto bersama rekan-rekannya lintas pilar bisnis langsung mendapati tautan Nilai Luhur Sinar Mas dalam lagu yang  mereka dengar di sudut Sinar Mas Land Plaza, tentu bukan karena hal magis, atau takut ditegur atasan, tapi karena mereka semua adalah karyawan Sinar Mas, tengah berada di lingkungan kerjanya, dan – dengan kadar yang berbeda – merasa lirik di dalamnya punya makna. “Berbeda dengan masyarakat umum yang berada di sana. Mereka ikut menangkap nilai-nilai yang ada di dalamnya, meski belum tentu bermakna bagi mereka,” kata Karina yang akrab disapa Anyi.

Mengakhiri kerja di sore hari, yang terlihat pada hampir semua lantai adalah keramaian orang bergegas ke perangkat absensi, lantas berebut tempat di kabin lift, bermusik latar Himne Sinar Mas yang terdengar lamat-lamat. Keragaman yang serupa. Sekian lama berlalu, ternyata lagu ini masih relevan buat memperkenalkan nilai-nilai korporasi yang dimiliki Sinar Mas. Meski begitu, butuh inisiatif dan kreativitas baru guna membuatnya tetap berdaya. … Satukan tekad arungi zaman ‘tuk Sinar Mas terus jaya…

 

SMILE Magazine edisi ke-20, Desember 2019. Bagian pertama dari enam artikel

 

Penulis: Jaka Anindita

Kontributor: Caecario Vito

Editor naskah: Sidhi Pintaka

Foto: Noveradika

Grafis: Dede Ilham Fitriana


Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,



Jaka Anindita




Previous Post

United We Ball - Lebih dari Sekadar Bermain Basket

Next Post

Tiga Kali Sehari





You might also like



0 Comment


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


More Story

United We Ball - Lebih dari Sekadar Bermain Basket

Hujan siang itu deras mengguyur kawasan Cilenggang yang letaknya bersisian dengan BSD City, Tangerang Selatan. Situasi yang...

February 6, 2019