Program DMPA untuk Mengurangi Karhutla

APP Sinarmas Forestry melalui anak perusahaannya di Kalimantan Barat PT. Finnantara Intiga melaksanakan program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) yang secara resmi dicanangkan di Desa Mengkiang Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau.

Seperti diketahui bahwa APP berkomitmen melaksanakan program DMPA pada 500 Desa selama 5 tahun kedepan di seluruh areal kerja di Indonesia.  Pada tahun 2016 akan direalisasikan sekitar 80 Desa diseluruh areal kerja Hutan Tanaman Industri dan termasuk 6 Desa di Kalbar, komitmen APP telah disampaikan pada pertemuan COP 21 di Paris – Perancis pada Desember 2015 lalu.

Pada saat penandatanganan MOU Tanggal, 26 Oktober 2016 antara PT Finnantara Intiga dengan Desa Mengkiang dan Desa Kambong, Presiden Direktur PT Finnantara Intiga, Ir. Siswantoro, menyampaikan, bahwa program DMPA diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa yang berada didalam dan sekitar kawasan hutan, dan secara bertahap dapat mengalihkan pola pertanian masyarakat dari system perladangan berpindah kepada pertanian intensif dan pertanian menetap.

Program yang diberikan sudah melalui proses PRA sehingga diharapkan program tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, dan yang penting dapat memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat secara lebih produktif. Program yang diberikan oleh PT. Finnantara Intiga kepada 2 desa tersebut seluruhnya bernilai kurang lebih Rp. 500.000.000,- dalam bentuk program pertanian tumpangsari jagung, budidaya singkong gajah, karet unggul, perikanan kolam dan perikanan keramba.

Bupati Sanggau, Paolus Hadi, S.IP., M.Si. Menyampaikan, bahwa program jangan hanya formalitas melaksanakan MOU tetapi betul-betul harus dikawal pelaksanaannya, Kepala Desa bertanggung jawab untuk mendampingi masyarakat agar program yang akan dilaksanakan dapat berjalan dengan baik, Paolus Hadi mengingatkan bahwa yang paling penting lagi ada bagaimana komoditas yang dihasilkan tersebut dapat dipasarkan, karena jika akan menanam jagung seluas 45 Ha harus sudah siap penampungnya untuk membeli jagung yang dapat diproduksi mencapai paling kurang 45 Ton tersebut, demikian juga komoditas lainnya seperti singkong gajah perlu memperhatikan pasarnya.

(Sumber: Tribunnews )